Setiap manusia, paling tidak merasa, punya tujuan hidup. Namun sedikit yang mengetahui, bahwa pencapaian tujuan hidup kita itu dibantu sama Emosi kita. Lho kok? Iya lo, karena Emosi dan Tindakan berjalan beriringan karena berasal dari kata yang sama yaitu “bergerak”.
Manusia itu bukan mesin, sodarah sodarah… kerumitan psikologisnya tidak selalu bisa ditanggulangi dengan memberinya jalan keluar fisiologis. Jadi kalau ada teman, saudara, atau siapa saja sedang ber emosi ria, maka… berikan saja tempat untuknya meluapkan. Mengacu pada mas Tulus yang menyanyikan lagu Manusia Kuat, sesungguhnya kekuatan manusia itu ada pada daya kendali yang baik atas diri mereka. Nah hal ini diaminkan Dr. Victor E. Frankl, guru besar psikiatri University of Vienna, yang pernah hidup di kamp penyiksaan Nazi dan bisa selamat itu. Lantas… apa yang menyebabkan timbulnya emosi? Menurut kelompok Behaviouris di buku ini, mereka percaya penyebab emosi itu faktor eksternal yang tidak berkaitan langsung dengan tubuh bagian dalam. Trus gimana? Ya kita belajar kontrol diri, kata sang buku. Konon nih, kedewasaan dan kebahagiaan kita tergantung pada seberapa baik kita mempelajari cinta dan cara mengendalikan emosi yang merusak. Ehemm cinta…. nggeh, cinta itu reaksi positif terhadap kenyataan. Cinta itu mempercepat kedewasaan perasaan … jarene.
Tapi jangan salah ya. Menebar cinta itu bukan tebar pesona lo…? tapi yang positif kayak persaudaraan, kepedulian, gitu. Soo… jangan cepet emosi karena masalah2 kecil yaa.. Pikirin aja. Sedikit2 marah itu nyapekin ga? Cemberut ntu manis ga? Dan jangan juga mengidap sindrom martir. Dikit2 ngeluh.. Yang paling berbahaya kalau kita berlindung di balik emosi dengan berkhayal, memuja diri sendiri atau menolak kenyataan melalui petualangan.
But, baiklah.. kita toh manusia, bukan mesin. Perlu juga sih emosi. Kalau gelisah, marah, sedih, pelajari emosinya. Trus belajar mengolahnya. Kalau ingin mencari kepuasan emosi maka pikirin aja sesuatu yang berlawanan dengan perasaan itu. Sehingga kita bisa jadi semangat, dan siap menghadapi kehidupan. Hanya mereka yang menghormati dan menerima diri sendirilah yang dapat menghormati orang lain, hangat, dan berkomunikasi dengan ramah.
Demikian dialog wa hari ini..
Salam baybay…?
< Kembali