Kategori
Penulis
-
David Maulana (1)
Muhammad Rizky Ramadhan (1)
Syifa Diani dan Nur Haya Ummi Tunisa (1)
Reina Anggraini (1)
A3 (4)
nuraini (4)
Rosa Meilina (1)
Postingan Terbaru
-
Benih Yang Mulai Bertumbuh
Pengalamanku Bersama Mereka
Catering dan Sahabat Istimewa
Cinta Di Mesin Cuci
Saatnya Berubah
Arsip
Istri Wali Kota Bogor Bertekad Memajukan Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus
Istri Wali Kota Bogor Bertekad Memajukan Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus
Istimewa
istri Wali Kota Bogor, Yane Ardian bersama anak-anak berkebutuhan khusus
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH – Istri Wali Kota Bogor, Yane Ardian memiliki tekad untuk terus bisa memajukan sekolah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau sekolah inklusi di Kota Bogor.
Hal tersebut disampaikannya di sela kunjungannya ke sekolah ABK, HSSN Piramida, Jalan Cikahuripan, Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, pada Rabu (12/7/17).
Menurut Yane, banyaknya kendala-kendala yang kerap dihadapi oleh sekolah inklusi menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya selaku bunda anak istimewa.
“Ini tantangan buat saya untuk terus memajukan sekolah inklusi, karena banyak sekali tantangan yang dihadapi sekolah inklusi ini agar terus bisa dibenahi dan memang harus di support,” paparnya kepada wartawan.
Yane pun berujar bahwa dirinya akan terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk membantu sekolah-sekolah inklusi agar bisa lebih baik lagi.
“Ini juga mengingatkan saya agar terus berkordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik), kalau untuk bantuan secara fisik, saya tidak bisa menjanjikan apapun, namun yang utamanya, dengan adanya kunjungan seperti ini akan terbuka persoalan apa saja yang harus dibantu,” jelasnya.
Sementara itu di tempat yang sama, kepala sekolah HSSN Piramida, Eka Muttaqien berharap, dengan adanya kunjungan Istri orang nomor satu di Kota Bogor itu bisa memberikan dampak positif bagi sekolah yang dipimpinnya.
“Harapan kami sebagai lembaga, kami berharap perkembangan anak bisa lebih pesat lagi, kemudian juga secara kelembagaan terkait ijin operasional dan sebagainya, tentunya lembaga kita juga perlu untuk mendapatkan itu ijin operasional seperti itu agar diakui sebagai sekolah yang memberikan pelayanan pendidikan bagi anak anak berkebutuhan khusus,” ujar Eka.
Perlu diketahui bahwa jumlah siswa di sekolah HSSN Piramida pada tahun ajaran 2017-2018 sendiri terdapat 24 murid yang diajar dengan 11 guru.
“Jumlah tersebut belum ideal, tapi sebisa mungkin kami tetap memfasilitasi dan terus melakukan pengembangan kualitas guru dengan diadakannya pelatihan, seminar dan sebagainya sehingga mereka punya kemampuan yang lebih juga,” tandasnya.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Istri Wali Kota Bogor Bertekad Memajukan Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus, http://bogor.tribunnews.com/2017/07/12/istri-wali-kota-bogor-bertekad-memajukan-sekolah-anak-berkebutuhan-khusus.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika
Editor: Yudhi Maulana Aditama
Istri Wali Kota Bogor Bertekad Memajukan Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus
Istimewa
istri Wali Kota Bogor, Yane Ardian bersama anak-anak berkebutuhan khusus
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH – Istri Wali Kota Bogor, Yane Ardian memiliki tekad untuk terus bisa memajukan sekolah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau sekolah inklusi di Kota Bogor.
Hal tersebut disampaikannya di sela kunjungannya ke sekolah ABK, HSSN Piramida, Jalan Cikahuripan, Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, pada Rabu (12/7/17).
Menurut Yane, banyaknya kendala-kendala yang kerap dihadapi oleh sekolah inklusi menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya selaku bunda anak istimewa.
“Ini tantangan buat saya untuk terus memajukan sekolah inklusi, karena banyak sekali tantangan yang dihadapi sekolah inklusi ini agar terus bisa dibenahi dan memang harus di support,” paparnya kepada wartawan.
Yane pun berujar bahwa dirinya akan terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk membantu sekolah-sekolah inklusi agar bisa lebih baik lagi.
“Ini juga mengingatkan saya agar terus berkordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik), kalau untuk bantuan secara fisik, saya tidak bisa menjanjikan apapun, namun yang utamanya, dengan adanya kunjungan seperti ini akan terbuka persoalan apa saja yang harus dibantu,” jelasnya.
Sementara itu di tempat yang sama, kepala sekolah HSSN Piramida, Eka Muttaqien berharap, dengan adanya kunjungan Istri orang nomor satu di Kota Bogor itu bisa memberikan dampak positif bagi sekolah yang dipimpinnya.
“Harapan kami sebagai lembaga, kami berharap perkembangan anak bisa lebih pesat lagi, kemudian juga secara kelembagaan terkait ijin operasional dan sebagainya, tentunya lembaga kita juga perlu untuk mendapatkan itu ijin operasional seperti itu agar diakui sebagai sekolah yang memberikan pelayanan pendidikan bagi anak anak berkebutuhan khusus,” ujar Eka.
Perlu diketahui bahwa jumlah siswa di sekolah HSSN Piramida pada tahun ajaran 2017-2018 sendiri terdapat 24 murid yang diajar dengan 11 guru.
“Jumlah tersebut belum ideal, tapi sebisa mungkin kami tetap memfasilitasi dan terus melakukan pengembangan kualitas guru dengan diadakannya pelatihan, seminar dan sebagainya sehingga mereka punya kemampuan yang lebih juga,” tandasnya.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Istri Wali Kota Bogor Bertekad Memajukan Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus, http://bogor.tribunnews.com/2017/07/12/istri-wali-kota-bogor-bertekad-memajukan-sekolah-anak-berkebutuhan-khusus.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika
Editor: Yudhi Maulana Aditama
Belajar Belanja Ke Toko Swalayan
Hari ini, _6/02/2019_ teman-teman dari *HSSN Piramida* belajar berbelanja ke toko swalayan. Mereka diperkenalkan dengan lingkungan luar sekolah, mulai dari moda transportasi, respon orang-orang tentang kedatangan kami, hingga mengenal transaksi dan nilai mata uang. Kami memulai kegiatan ini dengan menaiki bus transpakuan, disana kebahagian terlihat jelas, teman-teman tersenyum, tertawa hingga ada juga yang bersenandung. Duuh, gemasnya ya. Pak sopirnya bertanya tentang ini dan itu kepada salah satu anak yang bernama Ari, ia baik sekali, hingga kami turun dari bus pak sopir ikut membantu kami.
Setelah kami sampai di Hypermart Belanova sebuah pusat belanja modern dikawasan elit Sentul, disana kami disambut dengan ramah, kakak-kakak penjaga toko menunjukkan ke tempat snack yang kami inginkan dan ketempat keperluan lainnya yang akan kami beli. Bahkan salah satu manajer disana ikut membantu saat diantara kami sedikit kesulitan.
Bahagianya, semuanya berjalan lancar, teman-teman senang dan membawa banyak belanjaan._”Emang mereka bisa ya?”._
Tenang, semua pasti bisa, jika didampingi dan dibantu. Semua kegiatan tersebut juga banyak yang membantu mulai dari bus transpakuan hingga hypermart belanova. Dan tak lupa, pengawasan dan bimbingan guru-guru dari team *HSSN Piramida.*
Hari ini, _6/02/2019_ teman-teman dari *HSSN Piramida* belajar berbelanja ke toko swalayan. Mereka diperkenalkan dengan lingkungan luar sekolah, mulai dari moda transportasi, respon orang-orang tentang kedatangan kami, hingga mengenal transaksi dan nilai mata uang. Kami memulai kegiatan ini dengan menaiki bus transpakuan, disana kebahagian terlihat jelas, teman-teman tersenyum, tertawa hingga ada juga yang bersenandung. Duuh, gemasnya ya. Pak sopirnya bertanya tentang ini dan itu kepada salah satu anak yang bernama Ari, ia baik sekali, hingga kami turun dari bus pak sopir ikut membantu kami.
Setelah kami sampai di Hypermart Belanova sebuah pusat belanja modern dikawasan elit Sentul, disana kami disambut dengan ramah, kakak-kakak penjaga toko menunjukkan ke tempat snack yang kami inginkan dan ketempat keperluan lainnya yang akan kami beli. Bahkan salah satu manajer disana ikut membantu saat diantara kami sedikit kesulitan.
_”Emang mereka bisa ya?”._
Tenang, semua pasti bisa, jika didampingi dan dibantu. Semua kegiatan tersebut juga banyak yang membantu mulai dari bus transpakuan hingga hypermart belanova. Dan tak lupa, pengawasan dan bimbingan guru-guru dari team *HSSN Piramida.*
Sudahkah kita ada?
sudahkah kita betul-betul ada diantara mereka, anak-anak istimewa kita?
yang menjadikan senyum kita sebagai ungkapan suka?
yang menjadikan tawa kita sebagai ungkapan bahagia?
yang menjadikan pujian kita sebagai ungkapan rasa?
sudahkah kita betul-betul ada diantara mereka, anak-anak istimewa kita?
yang memberikan kebebasan untuknya bergerak?
yang memberikan keikhlasan untuknya berkembang?
yang memberikan kelapangan untuknya melakukan hal-hal baru tanpa paksaan?
Maka,
Izinkanlah mereka untuk tumbuh unik, seperti ketentuan Sang Pencipta untuk mereka.
Ikhlaskanlah mereka menjalani jalan hidup mereka, seperti yang Sang Kuasa gariskan,yang mungkin berbeda dengan yang kita impikan.
Izinkan mereka menjadi mereka, bukan bayangan kita.
Izinkan Sang Kuasa bekerja atas mereka, dengan iringan doa dan cinta.
Tersenyumlah dan bebaskan, ikhlaskan, lapangkan mereka untuk terus berkembang.
sudahkah kita betul-betul ada diantara mereka, anak-anak istimewa kita?
yang menjadikan senyum kita sebagai ungkapan suka?
yang menjadikan tawa kita sebagai ungkapan bahagia?
yang menjadikan pujian kita sebagai ungkapan rasa?
sudahkah kita betul-betul ada diantara mereka, anak-anak istimewa kita?
yang memberikan kebebasan untuknya bergerak?
yang memberikan keikhlasan untuknya berkembang?
yang memberikan kelapangan untuknya melakukan hal-hal baru tanpa paksaan?
Maka,
Izinkanlah mereka untuk tumbuh unik, seperti ketentuan Sang Pencipta untuk mereka.
Ikhlaskanlah mereka menjalani jalan hidup mereka, seperti yang Sang Kuasa gariskan,yang mungkin berbeda dengan yang kita impikan.
Izinkan mereka menjadi mereka, bukan bayangan kita.
Izinkan Sang Kuasa bekerja atas mereka, dengan iringan doa dan cinta.
Tersenyumlah dan bebaskan, ikhlaskan, lapangkan mereka untuk terus berkembang.
Permata Tuhan
Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, tentunya sangat kaya dengan pengalaman membesarkan si buah hati yang berbeda dengan orang tua lainnya. Mulai dari repotnya kunjungan ke klinik terapi, ke dokter, mencari sekolah-sekolah khusus yang menerima anak mereka dengan berbagai persyaratan, mencarikan guru pendamping, mempelajari cara memasak menu glutein free, mengajarkan keterampilan, dan bagi yang masih sempat, hinggap dari satu seminar parenting ke seminar parenting lainnya untuk memperkaya wawasan mengenai tumbuh kenang anak istimewa mereka.
Tanpa disadari, Tuhan menganugerahi mereka permata yang perlu diasah sehingga menjadi berlian. Dalam proses mengasah sang anak, orang tua dianugerahi banyak pembelajaran yang membentuk diri mereka sendiri untuk menjadi lebih sabar dan kuat.
Itulah yang kami rasakan sebagai orang tua dari Harits yang lahir tahun 1999. Dua tahun setelah kembali ke Indonesia dari menemani orang tuanya belajar di USA, Harits yang berperilaku bubbling, gemar loncat-loncat di trampolin dan hobi mengepakkan tangan, dideteksi autis. Proses mendampingi anak istimewa merupakan jalan panjang tak berujung. Tapi di setiap langkah selalu ada harapan, tentu saja.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia mencapai angka 1,6 juta anak. Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk memberikan akses pendidikan kepada mereka adalah dengan membangun unit sekolah baru, yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB), dan mendorong tumbuhnya Sekolah Inklusi di daerah-daerah. Namun, sekolah yang khusus mengajar dan mendidik ABK dengan menggunakan istilah “homeschooling” dimulai tahun 2009 oleh HSSN Piramida. Homeschooling Special Needs Piramida.
Sekolah ini berawal dari seorang siswa, hanya Harits. Saat pendirian sekolah, pendampingan belajar Harits dilaksanakan oleh Bapak Eka Kurnia Muttaqien. Guru pendamping pertama Harits sendiri adalah Ibu Rika Mulyati sejak tahun 2002. Pak Eka hadir dan menjadi pembuka jalan bagi cita-cita mereka yang ingin anak istimewa mereka mampu belajar dengan kenyamanan, dan kemampuan. Tanpa harus dipaksa mengikuti satuan kurikulum reguler yang belum tentu mudah dipahami.
Apa itu ABK?
Menjelajahi Wikipedia, definisi ABK adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille (tulisan timbul) dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat (bahasa tubuh).
Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, tentunya sangat kaya dengan pengalaman membesarkan si buah hati yang berbeda dengan orang tua lainnya. Mulai dari repotnya kunjungan ke klinik terapi, ke dokter, mencari sekolah-sekolah khusus yang menerima anak mereka dengan berbagai persyaratan, mencarikan guru pendamping, mempelajari cara memasak menu glutein free, mengajarkan keterampilan, dan bagi yang masih sempat, hinggap dari satu seminar parenting ke seminar parenting lainnya untuk memperkaya wawasan mengenai tumbuh kenang anak istimewa mereka.
Tanpa disadari, Tuhan menganugerahi mereka permata yang perlu diasah sehingga menjadi berlian. Dalam proses mengasah sang anak, orang tua dianugerahi banyak pembelajaran yang membentuk diri mereka sendiri untuk menjadi lebih sabar dan kuat.
Itulah yang kami rasakan sebagai orang tua dari Harits yang lahir tahun 1999. Dua tahun setelah kembali ke Indonesia dari menemani orang tuanya belajar di USA, Harits yang berperilaku bubbling, gemar loncat-loncat di trampolin dan hobi mengepakkan tangan, dideteksi autis. Proses mendampingi anak istimewa merupakan jalan panjang tak berujung. Tapi di setiap langkah selalu ada harapan, tentu saja.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia mencapai angka 1,6 juta anak. Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk memberikan akses pendidikan kepada mereka adalah dengan membangun unit sekolah baru, yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB), dan mendorong tumbuhnya Sekolah Inklusi di daerah-daerah. Namun, sekolah yang khusus mengajar dan mendidik ABK dengan menggunakan istilah “homeschooling” dimulai tahun 2009 oleh HSSN Piramida. Homeschooling Special Needs Piramida.
Sekolah ini berawal dari seorang siswa, hanya Harits. Saat pendirian sekolah, pendampingan belajar Harits dilaksanakan oleh Bapak Eka Kurnia Muttaqien. Guru pendamping pertama Harits sendiri adalah Ibu Rika Mulyati sejak tahun 2002. Pak Eka hadir dan menjadi pembuka jalan bagi cita-cita mereka yang ingin anak istimewa mereka mampu belajar dengan kenyamanan, dan kemampuan. Tanpa harus dipaksa mengikuti satuan kurikulum reguler yang belum tentu mudah dipahami.
Apa itu ABK?
Menjelajahi Wikipedia, definisi ABK adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille (tulisan timbul) dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat (bahasa tubuh).